Sabtu, 07 Januari 2023

Kritik dan Esai (S.W. Rochmah_SMANTID)

Kritik Sastra dan Esai

a. Kritik Sastra

Kritik sastra adalah analisis terhadap suatu karya sastra untuk mengamati atau menilai baik dan buruknya suatu karya secara objektif. Kritik sastra juga bisa diartikan sebagai tanggapan atau penilaian mengenai baik atau buruknya suatu karya secara seimbang, baik kelemahan maupun kelebihannya. Karya yang dikritik biasanya berupa karya seni, baik karya sastra, musik, lukis, buku, maupun film.

Fokus dari kritik adalah menilai karya. Kritik sastra yang baik ialah kritik yang mampu memberi ulasan penilaian terhadap isi, bahasa, gaya, komposisi, dan unsur pembangun karya sastra secara lengkap serta tajam. Ketajaman kritik dipengaruhi oleh ketepatan teori yang digunakan serta keluasan wawasan yang dimiliki oleh penulis dan pembaca.

Ciri kritik Sastra

a. Bersifat menanggapi atau mengomentari karya orang lain.

b. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan.

d. Bertujuan menjembatani pemahaman pembaca.

 

Kritik dapat dibedakan berdasarkan penerapannya sebagai berikut.

a.    Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam karya.

b.    Kritik judisial adalah kritik yang menganalisis dan menerangkan efek-efek karya berdasarkan permasalahan, organisasi, teknik, serta gaya kepenulisannya. Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan.

c.    Kritik impresionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya tersebut.

 

Kritik berdasarkan cara kerja kritikus dibedakan menjadi sebagai berikut.

a.    Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif terhadap sebuah karya, di sini selera pribadi amat berperan. Padahal selera pribadi itu berubah-ubah setiap saat sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu.

b.    Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh pada ukuran-ukuran tertentu, untuk menetapkan apakah sebuah karya itu baik atau tidak.

c.    Kritik teknis adalah kritik yang bertujuan menunjukkan kelemahan-kelemahan tertentu dari sebuah karya agar pengarangnya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan di kemudian hari.

B. Esai

Esai adalah karangan singkat yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai berupa tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek yang dinilai. Masalah yang dibahas dalam esai merupakan masalah yang aktual dari berbagai bidang, seperti kesusastraan, kebudayaan, iptek, atau politik.

Esai mengarah pada cara pandang seseorang terhadap suatu objek peristiwa, tidak selalu terhadap karya. Secara umum, esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik.

Ciri-ciri esai sebagai berikut.

a.    Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahas dan ungkapan figur

b.    Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.

c.    Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esal yang baik akan membawa ciri dan gaya khas yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.

d.    Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.

e.    Memenuhi keutuhan penulisan Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan dan memenuhi syarat-syarat penulisan. 

f.     Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu karena ciri personal yaitu dari pengungkapan penulis sendiri tentang pandangan, sikap, pikiran, dan kepada pembaca.

 

Jenis-jenis esai sebagai berikut.

a.    Esai deskriptif yaitu esai yang melukiskan subjek atau objek yang dapat menarik perhatian pengarang.

b.    Esai tajuk yaitu esal yang menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebu terhadap satu topik dan isu dalam masyarakat.

c.    Esai cukilan watak yaitu esai yang memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dan kehidupan individual seseorang kepada para pembaca.

d.    Esai pribadi yaitu esai cukilan watak yang ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri.

e.    Esai reflektif yaitu esai yang ditulis secara formal dengan nada serius.

f.     Esai kritik yaitu esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya lukisan tarian, pahat, patung, teater, atau kesusastraan.

g.    Kritik dan esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama. Keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen. Namun, penulis kritik dan esai haruslah melakukan analisis dan penilaian secara objektif terlebih dahulu agar dapat dipercaya. Berdasarkan pengetahuan (isi) yang dikaji di dalamnya, perbandingan kritik dan esai dapat dilihat pada tabel berikut.

 

No.

KRITIK

ESAI

1

Objek kajiannya adalah karya

Objek kajan dapat berupa karya atau fenomena.

 

2

Ada deskripsi karya. Bila berwujud buku, film atau pementasan drama, deskripsinya berupa sinopsis karya atau novel.

Tidak ada ringkasan atau sinopsis.

3

Menyajikan data objektif.

Tidak selalu membutuhkan data.

4

Penilaian secara objektif disertai data dan alasan yang logis.

Kajian dilakukan secara subjektif menurut pendapat pribadi penulis.

5

Menggunakan kajian teori.

Jarang atau tidak pernah mencantumkan kajian teori.

6

Pembahasan secara utuh dan menyeluruh.

Objek kajian pada hal yang menarik menurut penulisnya, namun tetap dias secara utuh.

 















Jumat, 05 Agustus 2022

Perundungan di Sekolah (S.W. Rochmah_SMANTID)

 Bagi yang gemar berliterasi tentu mengetahui berita-berita yang saat ini sedang aktual diberitakan. Salah satunya adalah perundungan atau bullying.

Salah satu kasus perundungan bulan lalu adalah anak kelas enam SD di  Tasikmalaya  yang mengalami perundungan dan berakhir tragis. Ia mendapatkan perundungan ekstrem oleh rekan sebayanya, hingga berujung depresi dan meninggal dunia. Atau kasus perundungan di Bogor terhadap seorang remaja putri yang didorong-dorong, ditendang, dan dipukul oleh beberapa remaja juga videonya beredar beberapa hari lalu.Itu hanya contoh, kejadian perundungan yang lain sungguh sangat banyak. Dan ini bisa terjadi di mana saja, tidak menutup kemungkinan juga di sekolah dan lingkungan kita.

Perundungan adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental, atau emosional  melalui pelecehan dan penyerangan. Orang tua dan guru kadang tidak menyadari, anaknya menjadi korban perundungan di sekolah. Apalagi banyak anak yang tidak mau menceritakan bahwa dia menjadi korban perundungan.

Perundungan bisa berbentuk verbal dan fisik. Bentuk yang paling umum dari  perundungan di sekolah adalah pelecehan verbal, misalnya mengejek, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama, menyoraki, menyindir, mengolok-olok, menghina, dan mengancam.

Bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik seperti menonjok, mendorong, memukul, menendang, dan menggigit.

Perundungan juga bisa berbentu tidak langsung, antara lain mengabaikan, mengasingkan, tidak mengikutsertakan, menyebarkan rumor/gosip, dan meminta orang lain untuk menyakiti.

Perilaku perundungan bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi korban, antara lain: gangguan mental, mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri, takut bersekolah, hingga bunuh diri.

Perundungan adalah peristiwa yang wajib dicegah sedini mungkin, karena berdampak buruk pada korban dan pelaku. Bagaimana caranya? Jangan sampai seseorang menjadi perundung, ciptakan rasa kasih sayang terhadap teman. Perlakukan orang lain seperti halnya kita ingin diperlakukan.

Demikian juga untuk korban perundungan, jangan diam saja. Segera laporkan pada guru atau guru BK. Jangan takut untuk melapor agar tidak ada kasus perundungan di sekolah.

Semoga kita selalu terjaga hari hal-hal buruk.